Auto-Punteun System

Dulu waktu gw ikut ospek di kampus, waktu masih ambil S1, mahasiswa baru (maba) wajib memanggil senior dengan sebutan teteh untuk senior cewek dan akang untuk senior cowok. Maklumlah, gw kan kuliah di Unpad a.k.a Universitas Padjadjaran yang terletak di Bandung coret dan jelas…kental dengan budaya Sunda. Selain panggilan teteh dan akang, maba juga wajib bilang punteun alias permisi dalam bahasa Sunda kalo papasan sama senior. Nah, yang namanya ospek pasti gak lepas dari galak-galakan ala tatib kampus (yang sebenernya bikin gw ilfil berat, secara…nggak banget gitu loh) dan bikin waktu ospek beberapa hari itu cukup untuk membiasakan maba-maba polos kayak gw jadi punya auto-punteun system setiap papasan sama senior. FYI, seniornya buaaanyak banget 😀 Ratusan, leebiiiihhhh 😀

Time goes on dan ospek selesai, tapi maba masih tetep terbiasa bilang punteun. Nah, ada cerita kocak terkait sama auto-punteun system di otak gw waktu itu. Jadi ceritanya, suatu malam, gw mau ke kosan temen gw. Waktu itu udah di atas jam 9 malem, dan you know, yang namanya Jatinangor tahun 2004 ituuu…Oh-M-Gee…gelapnya minta ampun dan memang masih desa banget. Kosan gw di Cisaladah dan kosan temen gw di Gang Mawar (Nangoreans pasti mengenali lokasi2 tersohor yang gw sebut :D). Yang namanya gang, pasti harus lewat gang-gang kan, bukan jalan tol (ya iyyaa laahh…masak ya iya doong). And so I walked there, alone. Sunyi, sepi, senyaaaap…. Modal senter dan nyali. Bener-bener butuh nyali. Bayangin aja, banyak pohon gede dan suara jangkriknya kenceng, belom lagi udara dingin. Tiba-tiba di salah satu gang yang *sumpah gelap banget amit-amit deh*, gw menangkap pergerakan tepat di samping gw, begitu gw arahkan senter, ada sosok cewek rambutnya panjang dikedepanin semua, nunduk, bajunya putih!!! Sumpaaaah…itu jaraknya gak sampe 50 cm dari gw. Lah wong lebar gangnya aja paling juga cuma satu meter. Sosok itu duduk di tangga salah satu rumah. And guess what I did at the moment?? Gw langsung bilang, “PUNTEUUUN TEEEH….” Hahhahahahhahhhh…najeeeessss….  Thank God waktu itu si sosok cewek itu langsung ngangkat kepalanya dan jawab, “Mangga neng…” Well, sebagai info aja, cewek itu ada mukanya. Mukanya gak rata kayak di film-film. Abis itu gw bener-bener lari ke kosan temen gw, dan milih lewat jalan muter yang agak terang pas balik ke kosan gw sendiri 😀 😀

Bahkan sampe sekarang gw masih berdoa semoga sosok tadi beneran orang, dan bawa sisir. Kenapa harus bawa sisir? Yaa…cari logical reason aja untuk menjelaskan kenapa dia harus duduk di pinggir gang sambil rambutnya dikedepanin semua. Mudah-mudahan orang lagi nyisir malem-malem. Itu aja. Amin ya Allah amiiiiinnnn…. 😀 😀

-NaY-

Heart is like pizza…

Hari ini gw nulis tentang pizza, bukan karena semalem gw merasa terluka gara-gara pesen pizza di PHD dan ternyata pizzanya tipiiiisss….tapi karena gw melihat sedikit kesamaan antara hati dan pizza. Well, at least itu yang gw rasa hehe.

Pizza is an oven-baked, flat, disc shaped bread usually topped with tomato sauce and mozzarella and then a selection of meats, salamis, seafood, cheeses, vegetables and herbs depending on taste and culture. (Wikipedia)

Pizza itu…awalnya bentuknya lingkaran. Utuh. Dikasih topping di atasnya sesuai selera. Sama kayak hati. Awalnya utuh, dan bisa dibentuk sesuai apa yang kita mau. Tapi yang juga sama, pizza yang utuh itu bisa dipotong potong, jadi slices of pizzas. Sekali dipotong, pizzanya nggak akan bisa sepenuhnya menyatu kembali. It remains slices. Yang bisa dilakukan cuma modify it. Mozzarella-nya ditambah, semakin tebal di bagian atas, semakin lengket. Potongan-potongan yang udah pernah ada jadi tertutupi. Tapi tetap saja potongan itu tetap ada, mau sebanyak apapun kita tambah the mozzarella.

Setelah itu, kita bentuk lagi pizzanya. Sesuai selera kita lagi. Tapi pizzanya akan lebih rapuh. Ketika ditarik di satu sisi, slices-nya, potongan pizza sebelumnya akan lebih mudah terbuka lagi. Begitu dan begitu seterusnya. Pizza yang udah pernah dipotong nggak akan pernah sepenuhnya menempel lagi. But again, semua tergantung kita. Modify the pizza, tambah mozzarella-nya, kasih topping yang lebih mantaaaaapp, dan pizza itu akan tampak lebih menggiurkan. Asal jangan ditarik kenceng-kenceng 😀

-NaY-

Posted in thoughts. Tags: , , . 1 Comment »

Me and Danger

Heyya fellas. Lama juga ya gw hibernating hihihihiiii (ketawa kuntil***k)… Oh eh oh, lagi pengen iseng nyampah aja hari ini.  Tadi gw ikutan quiz di fesbuk, biasa lah, kebanyakan waktu luang hahahhahaha…. Nama quiznya “What type do you fall for” Nah, check this out, ini result quiznya…

You Fall for the Sexy Daredevil Type

You can’t help but be drawn to someone who’s likely to break your heart. You’re very attracted to danger.
You like a relationship with lots of passion, thrills, and even a few ups and downs. For you, physical attraction and chemistry go a long way. You need to feel a spark immediately in order to be interested in someone. Looks alone won’t cut it though… They’re just the starting point. You need intensity all the way down to the core!

Uwwowowooohooowww….see the bold words. Nah see?? See??? This ain’t the first time of me associated with danger. Few weeks ago, materi kuliah gw Risk Management. Dosennya seru, dia bahkan bikin personal assessment untuk masing2 dari kita. When it came to my result, the lecturer suddenly walk slowly, approaching me, and said: “Aryana, it seems that you are the most dangerous person in this class”  Dang it maaaaannnn!!! >_<** That answers a lot of things happened to me actually -a messed up life- hahahaaaa…. 😀

Ahhhh…no matter what, this is my life, and maybe yeah, I was born to get close to danger. Seems dat I should apologize to my parents, they thought danger always comes near me, but actually I am the one who always try to approach danger 😀

Okay enough from me, clap clap claaaaapppp….. (gak tau juga kenapa harus clap :D)

-NaY-